RIWAYAT GAJAH MADA


Ambalan Gajah Mada SMA 1 DoroGajah Mada adalah salah satu Pahlawan Nasional dan merupakan simbol nasionalisme dan persatuan Nusantara. Gajah Mada (wafat sekitar 1364) adalah seorang panglima perang dan tokoh yang sangat berpengaruh zaman kerajaan Majapahit.

Ia dilahirkan sebagai Mada, orang biasa. Kemudian ia menjadi Begelen (setingkat kepala pasukan) Bhayangkara pada Raja Jayanagara. Gajah Mada merupakan nama sejak menjabat sebagai patih.

Dalam pupuh Désawarnana atau Nāgarakṛtāgama karya Prapanca, Gajah Mada merupakan patih dari Kerajaan Daha dan kemudian menjadi patih dari Kerajaan Daha dan Kerajaan Janggala yang membuat-nya kemudian masuk kedalam strata sosial elitis pada saat itu. Gajah Mada digambarkan sebagai "seorang yang mengesankan, berbicara dengan tajam atau tegas, jujur dan tulus ikhlas serta berpikiran sehat".

Menurut Pararaton, Gajah Mada sebagai komandan pasukan khusus Bhayangkara berhasil memadamkan Pemberontakan Ra Kuti, dan menyelamatkan Prabu Jayanagara dan putra Raden Wijaya dari Dara Petak. Selanjutnya pada tahun 1319 ia diangkat sebagai Patih Kahuripan, dan dua tahun kemudian ia diangkat sebagai Patih Kediri.

Pada tahun 1329, Patih Majapahit yakni Arya Tadah (Mpu Krewes) ingin mengundurkan diri. Ia menunjuk Gajah Mada sebagai penggantinya. Patih Gajah Mada sendiri tak langsung menyetujui, tetapi ia ingin membuat jasa dahulu pada Majapahit dengan menaklukkan Keta dan Sadeng yang saat itu sedang memberontak terhadap Majapahit. Keta dan Sadeng pun akhirnya dapat ditaklukan. Akhirnya, pada tahun 1334, Gajah Mada diangkat menjadi Mahapatih secara resmi oleh Ratu Tribhuwanatunggadewi (1328-1351) yang waktu itu telah memerintah Majapahit setelah terbunuhnya Jayanagara. Ia kemudian diangkat sebagai Amangkubhumi (Perdana Menteri) yang mengantarkan Majapahit ke puncak kejayaannya.

Sumpah Palapa

Ketika pengangkatannya sebagai patih Amangkubhumi (1336 M) Gajah Mada mengucapkan Sumpah Palapa yang bersi: “Sira Gajah Mada pepatih amungkubumi tan ayun amukti palapa, sira Gajah Mada: Lamun huwus kalah nusantara ingsun amukti palapa, lamun kalah ring Gurun, ring Seram, Tañjungpura, ring Haru, ring Pahang, Dompu, ring Bali, Sunda, Palembang, Tumasik, samana ingsun amukti palapa” berarti: “Beliau, Gajah Mada sebagai patih Amangkubumi tidak ingin melepaskan puasa, Gajah Mada berkata bahwa bila telah mengalahkan (menguasai) Nusantara, saya (baru akan) melepaskan puasa, bila telah mengalahkan Gurun, Seram, Tanjung Pura, Haru, Pahang, Dompo, Bali, Sunda, Palembang, Tumasik, demikianlah saya (baru akan) melepaskan puasa”.

imageNama Gajah Mada ditetapkan sebagai nama ambalan putra karena sifat Gajah Mada yang teguh hatinya dan setia mengabdi. Sumpah Palapa yang selalu dipegang membuktikan bahwa ia adalah pribadi yang bertanggungjawab.

Sira tan ayun amuktia palapa, lamun huwus kalah nusantara” menjadi semboyan ambalan Gajah Mada untuk terus berjuang sebelum Nusantara “ditaklukan” (dijaga, dibimbing melalui Pramuka).


0 Response to "RIWAYAT GAJAH MADA"

Posting Komentar