RIWAYAT S.K. TRIMURTI

Ambalan SK Trimurti SMA 1 DoroSurastri Karma Trimurti (11 Mei 1912 – 20 Mei 2008) dikenal sebagai “S. K. Trimuti” istri dari Mohamad Ibnu Sayuti atau Sayuti Melik (pengetik teks Proklamasi Indonesia)

SK Trimurti lahir pada 11 Mei 1912 di Solo, Jawa Tengah. Dia kemudian bersekolah di Sekolah Guru Putri (SD Putri).

Dia menjadi aktif dalam gerakan kemerdekaan Indonesia selama tahun 1930, secara resmi bergabung dengan nasionalis Partindo (Partai Indonesia) pada tahun 1933, tak lama setelah menyelesaikan sekolahnya di Tweede Indlandsche School.

Trimurti memulai karirnya sebagai guru SD. Dia mengajar di sekolah-sekolah dasar di Bandung, Surakarta dan Banyumas pada 1930-an. Namun, dia ditangkap oleh pemerintah Belanda pada tahun 1936 karena mendistribusikan selebaran anti-kolonial. Trimuti dipenjara selama 9 bulan di Penjara Bulu, Semarang.

Trimurti beralih karier menjadi jurnalis setelah bebas. Dia segera menjadi terkenal di kalangan jurnalis dan anti-kolonial sebagai wartawan kritis. Trimurti sering menyingkat nama seperti “Trimurti” atau “Karma” dalam tulisan-tulisannya untuk menghindari ditangkap lagi oleh pemerintah kolonial Belanda. Selama menjadi wartawan, ia bekerja untuk sejumlah surat kabar Indonesia termasuk Pesat, Genderang, Bedung dan Pikiran Rakyat. Dia menerbitkan Pesat bersama suaminya. Dalam era pendudukan Jepang, Pesat dilarang oleh pemerintah militer Jepang. Dia juga ditangkap dan disiksa.

Paska Kemerdekaan, Trimurti yang seorang advokat hak-hak pekerja juga anggota Eksekutif Partai Buruh (menangani organisasi sayap wanita), diangkat sebagai Menteri Tenaga Kerja pertama (1947-1948) di bawah Perdana Menteri Amir Sjarifuddin.

Pada tahun 1950 dia ikut mendirikan Gerwis, sebuah organisasi perempuan Indonesia, yang kemudian berganti nama sebagai Gerwani. Ia aktif hingga 1965 sampai ia kembali ke perguruan tinggi ketika ia berusia 41 tahun. Dia belajar ekonomi di Universitas Indonesia. Dia menolak janji untuk menjadi Menteri Sosial pada tahun 1959 untuk menyelesaikan sarjana.

Trimurti adalah anggota dan penandatangan Petisi 50 pada tahun 1980, yang memprotes Soeharto terkait penggunaan Pancasila terhadap lawan politiknya. Para penandatangan Petisi 50 adalah pendukung kemerdekaan Indonesia terkemuka serta pemerintah dan pejabat militer, seperti Trimurti dan mantan Gubernur DKI Jakarta Ali Sadikin.

S. K. Trimurti meninggal pada tanggal 20 Mei 2008, pada usia 96, di Rumah Sakit Angkatan Darat Gatot Soebroto (RSPAD) Jakarta setelah dirawat selama dua minggu. Menurut anaknya, Heru Baskoro, Trimurti meninggal karena vena yang rusak. Dia juga menderita kadar hemoglobin rendah dan tekanan darah tinggi. Sebuah upacara menghormati Trimurti sebagai "pahlawan untuk kemerdekaan Indonesia" digelar di Istana Negara di Jakarta Pusat. Dia dimakamkan di Taman Makam Pahlawan Kalibata.

imagePerkataan yang terkenal darinya adalah “saya tidak punya cita-cita untuk diri saya sendiri. Cita-cita saya untuk Indonesia agar Indonesia jadi negeri makmur”. Hal inilah yang menjadi alasan namanya diabadikan sebagai nama ambalan putri di SMA 1 Doro. Bahwa, anggota ambalan harus mempunyai mental seperti SK Trimurti, tegas, lugas, memikirkan sesama dan tanpa pamrih.

0 Response to "RIWAYAT S.K. TRIMURTI"

Posting Komentar